Selamat Datang di Catatan Kecil Ega, Semoga Bermanfaat Bagi Pembaca ^_^

RESENSI NOVEL SUNSET BERSAMA ROSIE



Judul                           : Sunset bersama Rosie
Pengarang                   : Tere Liye
Editor                          : Andriyati
Penerbit                       : Mahaka Publishing
Tahun Terbit                : Cetakan ke-5, tahun 2013
Jumlah halaman           : 426 hlm
ISBN                           : 978-602-98883-6-2

“Kata orang bijak, kita tidak pernah merasa lapar untuk dua hal. Satu, karena jatuh cinta. Dua, karena kesedihan yang mendalam. Maka akan lebih menyakitkan akibatnya ketika kita mengalami jatuh cinta sekaligus kesedihan yang mendalam.” – Sunset Bersama Rosie

            Gunung Rinjani menjadi saksi bisu kekalahan Tegar dari Nathan  untuk mendapatkan Rosie. Rencana yang telah disusun rapi oleh Tegar seketika menjadi bumerang tersendiri baginya karena menyertakan Nathan dalam rencana tersebut. Nathan mendapatkan hati Rosie di tempat dan waktu yang telah direncanakan matang oleh Tegar , namun takdir berkata lain. Dua puluh dua tahun Tegar mengenal Rosie  setara dengan dua bulan Nathan mengenal Rosie. Dan Tegar harus menghilang dan membunuh dengan tega setiap kerinduan itu muncul.

Tegar sukses menenggelamkan dirinya dalam kesibukan dunia pekerjaan, selama lima tahun terus berusaha berdamai dengan masa lalu. Bekerja tanpa kenal  lelah dan tidur, seperti robot yang seolah tidak bisa berhenti. Omanya yang berada di Gili Terawangan, sempat memberi nasihat yang selalu sama setiap waktu, saat ia masih tinggal bersama Rosie yang mau tak mau terus tertanam dalam benak Tegar. Tak memberi sedikit pun kesempatan bagi kenangan pahit itu untuk sekadar melintas di kepalanya. Hingga ia bertemu dengan Sekar, seorang gadis baik hati yang memberikan napas baru dalam hidupnya. Seorang gadis setia yang dengan amat sabar menunggunya merealisasikan mimpi indah dalam sebuah pernikahan.

            Novel ini bercerita tentang cinta, takdir,  pengorbanan, dan kehilangan. Berawal dari peristiwa bom di Jimbaran Bali yang menewaskan ratusan orang, termasuk salah satunya Nathan, suami Rosie. Peristiwa yang membuat Rosie depresi dan harus direhabilitasi yang memaksa Tegar kembali dari Jakarta untuk mengurus Anggrek, Sakura, Jasmine, Lili   dan resort keluarga Nathan, meski Tegar harus meninggalkan Sekar, wanita yang dicintainya dalam pengertian cinta yang berbeda. 

            Kembalinya Rosie dari rehabilitasi memunculkan kesempatan Tegar yang dulu hilang. Namun  seperti kata oma-nya bahwa tidak ada mawar yang tumbuh di atas tegarnya karang. Konflik di novel ini semakin menarik karena Sekar kembali ke kehidupan Tegar dan meminta Tegar menunaikan janjinya untuk menikahi Sekar. 

            Gaya bahasa yang digunakan Tere Liye sangatlah sederhana dan mudah dipahami pembaca. Di setiap kalimat mengandung makna yang tersirat juga tersurat sehingga banyak prinsip-prinsip kehidupan  yang bisa diterapkan oleh pembaca. Seperti prinsip “memaafkan bukan berarti melupakan”.  Bahwa Dalam kehidupan sehari-hari, memaafkan adalah hal yang mudah. Namun tidak dengan melupakan. Karena paku yang ditancapkan di kayu akan meninggalkan bekas meski paku telah dicabut.

            Novel ini mengajarkan kita bagaimana menyikapi kehilangan dan menerima takdir  dengan cara yang sederhana. Bahwa cinta sejati akan menemukan jalannya. Jalan yang sudah terukir dalam suratan takdir-Nya.Dengan kempampuan deskripsi yang dimiliki Tere Liye membuat pembaca mudah larut dengan alur cerita dan kata-kata puitis yang menghipnotis. Dan novel ini bagus dibaca oleh remaja yang ingin memahami arti kehidupan dan cinta.

            Namun ending dari novel ini sangatlah drama seperti sinetron-sinetron kebanyakan. Di mana dalam kehidupan nyata memiliki kemungkinan yang kecil seperti ending cerita di novel ini.  Selain itu Tere Liye memposisikan Tegar sebagai lelaki yang lemah saat mengakui kekalahannya dan memilih menghilang dalam waktu yang cukup lama.

0 komentar:

Posting Komentar