Selamat Datang di Catatan Kecil Ega, Semoga Bermanfaat Bagi Pembaca ^_^

MEMILIH DIAM JIKA CEMBURU




Fajar bete banget belakangan ini. Hubungannya dengan Meta adalah penyebabnya. Tanpa sepengetahuan Meta, Fajar pernah melihat ceweknya bercengkrama dengan Daniel, teman sekelas Meta, di taman sekolah mereka. Memang mereka sedang mendiskusikan sebuah mata pelajaran, itu terlihat dari buku yang mereka pegang berdua. Tapi kelihatannya yang didiskusikan lebih dari itu, karena fajar bisa melihat meta tertawa lepas. Begitu pula dengan daniel.
            Dua hari setelah itu, fajar dan meta janjian untuk nongkrong di BSM. Mereka pun segera ke restoran saji yang ada di sana dan langsung memesan makanan.
            “Fajar, loe kok kelihatan bete sih?” tanya meta menatap fajar, tajam. Fajar hanya memandang ke tempat lain. Kepalanya menggeleng lemah. “Ada apa sih fajar? Loe kan bisa cerita sama gue,” lanjut meta. Fajar menoleh ke meta, sekilas. “Nggak ada apa-apa, met,”ujarnya kembali menggeleng lemah. Pandangannya kembali ke arah lain.”Kalo nggak ada apa-apa ko git sih?” tanya meta tidak percaya. “Apa gara-gara gue?”.
            Fajar hanya diam saja. Kebetulan pesanan mereka datang dan fajar bisa berpura-pura menyibukkan diri dengan makanan itu. Meta menyeruput jus jeruk pesanannya. Matanya terus menatap fajar yang kini sudah asyik makan sendiri.
            “Fajar, loe kenapa sih?” tanya meta mencoba lagi. Fajar kembali menggeleng. Ia berusaha terlihat asyik makan, walau pandangan matanya tidak bisa membohongi meta kalau fajar memang terus menghindar dari pertanyaanya.
            “Kalau begini caranya, selera makan gue dah hilang!” hardik meta langsung berdiri, lalu pergi meninggalkan fajar. Fajar hanya melirik kearah punggung meta. Ia berusaha tidak mau peduli, dan kembali meneruskan makanannya. Tak lama, ia pun mengambil jus jeruknya sendiri. Menyeruputnya secara perlahan dengan pandangan mata yang entah apa yang harus dilakukan.
            Fajar pun termenung sendiri di restoran tersebut dan memikirkan apa yang seharusnya dia lakukan. Akhirnya, fajarpun menghela nafas dan berbicara dalam hati “Lebih baik diam ketika saya cemburu, daripada harus bertengkar karena saya cemburu”.
            Dan akhirnya fajarpun menelpon meta, dan meminta maaf karena sikapnya yang membuat meta kesal di restoran. Dan meta pun memaafkannya

0 komentar:

Posting Komentar